Bacaan dan Renungan Harian Katolik Senin 25 Desember 2023, Hari Raya Natal, Warna Liturgi Putih.
Daftar Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Senin 25 Desember 2023 sebagai berikut:
Renungan Katolik Hari Raya Natal Senin 25 Desember 2023 | |
---|---|
Bacaan Pertama | Yesaya 52:7-10 |
Mazmur Tanggapan | Mzm. 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6 |
Bacaan Kedua | Ibrani 1:1-6 |
Bait Pengantar Injil | PS 953 |
Bacaan Injil | Yohanes 1:1-18 |
Adapun Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Hari Raya Natal Senin 25 Desember 2023 adalah sebagai berikut:
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik;
yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, “Allahmu meraja!” Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak.
Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya.
Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar’na Ia sudah datang.
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.
Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.
Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi.
Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, “Anak-Kulah Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan” Atau pun: “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku”. Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Alleluya, alleluya.
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Hari Natal adalah sebuah perayaan yang sangat penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Pada hari yang istimewa ini, umat Kristen merayakan kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat yang telah datang ke dunia untuk memberikan keselamatan bagi umat manusia.
Firman Allah yang Menjadi Manusia
Dalam Injil Yohanes 1:1, dikatakan bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Firman ini, yang telah ada bersama Allah sejak awal keberadaan, menjadi manusia melalui kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran-Nya menandai pemenuhan janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama akan seorang Mesias yang akan datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian.
Kehadiran-Nya sebagai Tanda Kemurahan dan Kasih Allah
Natal adalah waktu yang mengingatkan kita akan kemurahan dan kasih Allah yang tak terbatas. Dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi 2:7-8, dikatakan bahwa Yesus “menjadi sama dengan Allah, dan memilih untuk menjadi hamba, nampak sebagai manusia.” Firman yang menjadi manusia adalah tanda nyata dari kasih Allah yang begitu besar, yang rela menyerahkan diri-Nya sendiri untuk keselamatan manusia.
Teladan Hidup-Nya dan Pengajaran-Nya
Kehadiran-Nya sebagai manusia juga memberikan para pengikut-Nya contoh hidup yang sempurna. Yesus hidup sebagai manusia tanpa dosa dan mengajarkan nilai-nilai kerajaan Allah, seperti kasih, belas kasihan, kerendahan hati, dan ketekunan dalam beribadah. Firman yang menjadi manusia mengajak kita untuk mengikuti teladan hidup-Nya dan menerapkan pengajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Penebusan dan Kebangkitan-Nya
Natal adalah awal dari kisah penebusan dan kebangkitan kita dalam Kristus. Yesus, sebagai Firman yang telah menjadi manusia, menanggung dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di atas kayu salib, dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian, Ia memberikan harapan hidup kekal bagi semua yang percaya kepada-Nya. Melalui Natal, kita merayakan hadirat-Nya yang terus hidup di dalam kita dan kuasa-Nya yang mengubah hidup kita.
Menghidupi Ajaran-Nya dalam Kehidupan Keseharian
Umat Kristen dipanggil untuk menghidupi ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Natal adalah saat yang tepat untuk merefleksikan bagaimana kita dapat memperlihatkan kasih, kerendahan hati, dan belas kasihan dalam tindakan dan sikap kita sehari-hari. Melalui kehidupan kita yang tercermin dalam kasih dan keteladanan Kristus, kita dapat memuliakan dan membawa kemuliaan bagi Allah.
Natal adalah perayaan yang memperingati kelahiran Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi manusia. Melalui kelahiran-Nya, kita diberikan kesempatan untuk mengenal Allah secara lebih dalam dan menyadari kasih-Nya yang tak terbatas.
Natal juga mengingatkan kita akan tugas kita sebagai pengikut Kristus untuk hidup dan menghidupkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami makna dan pentingnya Natal dalam perspektif Kristen, kita dapat memuliakan Allah dengan memperlihatkan kasih dan kemurahan yang diberikan oleh Firman yang telah menjadi manusia.
Pesan Natal 2023
Saudara-Saudari terkasih.
Natal merupakan perayaan sukacita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Sukacita itu terungkap antara lain dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surga: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lk 2:14).
Warta sukacita tentang kelahiran Yesus di kota Betlehem menggembirakan hati para gembala. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” (Lk 2:10-11). Para gembala adalah pribadi-pribadi sederhana yang memiliki harapan besar kepada Sang Mesias sebagai pembawa damai sejahtera.
Natal mengajak umat beriman untuk masuk dalam karya penyelamatan Allah dan bertemu dengan Sang Juru Selamat agar mengalami damai sejahtera. “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu di panggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah” (Kol 3:15).
Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tentram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta.
Saudara-saudari terkasih
Kelahiran Yesus yang menjadi wujud karya penebusan Allah telah membawa sukacita bagi umat beriman. Kehadiran-Nya telah membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan.
Bersamaan dengan Perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024. Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu disamping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan.
Semangat Natal menggerakan umat Kristiani untuk terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Saudara-saudari terkasih
Tindakan kita untuk memuliakan Allah dilaksanakan bukan hanya dengan membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya-upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta. Damai sejahtera tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk semua ciptaan dan kita dipanggil untuk turut menghadirkan sukacita bagi semua makhluk.
Terkait dengan hal itu, Perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk. Tanggung jawab menjaga lingkungan hidup ini merupakan panggilan dan perutusan dari Allah sendiri untuk semua umat beriman (bdk. Kej 2:15).
Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaanNya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak sorai memuji Allah: “Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai” (Mz 96:11).
Saudara-saudari terkasih
Di era globalisasi ini, kita juga diajak untuk memuliakan Allah dan mewujudkan damai sejahtera melalui media sosial dengan terus menerus menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, setiakawan, dan tenggang rasa.
Hal ini menjadi penting karena keharmonisan hidup bersama dapat hancur oleh berita bohong dan ujaran kebencian yang marak di berbagai media sosial. Kita perlu bijak dalam menerima dan menyebarkan berita.
Para gembala pergi dan menemukan kebenaran warta yang diterima dari malaikat ketika menjumpai bayi Yesus di palungan, lalu mewartakannya kepada yang lain. Natal mengingatkan kita bahwa komunikasi dan perjumpaan di zaman digital ini pun perlu dikelola secara baik agar dapat digunakan sebagai sarana untuk mewartakan Kabar Gembira.
Di tengah kemajuan tehnologi informasi yang sangat cepat, ramai, dan sibuk, kita tetap membutuhkan waktu hening untuk berjumpa dengan Allah, sehingga komunikasi dan perjumpaan kita dengan sesama dapat mendatangkan sukacita.
Semoga dengan Perayaan Natal kita semua merasakan kasih Allah yang selalu menyertai hidup kita. Allah yang maha kasih itu selalu bersama dengan kita. Imanuel, Allah berserta kita.
Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apapun (bdk. Ibr 13:5). Oleh karena itu, mari kita terus memuliakan Allah lewat upaya-upaya baik untuk mewujudkan damai sejahtera di tengah kehidupan keluarga, Gereja, masyarakat, dan bangsa. Secara khusus kita berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang masih terjadi konflik dan kekerasan.
Akhirnya, atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) kami mengucapkan selamat Natal Tahun 2023 dan selamat Tahun Baru 2024. Tuhan memberkati.
Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya.
Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Hari Raya Natal Senin 25 Desember 2023.