50 Calon Pasutri Mengikuti KPPK di Paroki St. Antonius Padua Rii-Beamese

25 CAPASUTRI Mengikuti KPPK di Paroki St. Antonius Padua Rii

Pastor Paroki membuka kegiatan KPPK

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga Katolik, Paroki St. Antonius Padua Rii-Beamesse, yang terletak di kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai mengadakan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik  (KPPK) yang berlangsung di Paroki Rii.  Kegiatan yang diikuti oleh 25 capasutri (50 peserta) ini  dibuka secara resmi oleh Pastor Paroki Rii, RD. Tarsisius Syukur dan menghadirkan pemateri-pemateri terlatih termasuk di antaranya  Penyuluh Agama Katolik Non PNS yang berkarya di Paroki.

"Kursus Persiapan Perkawinan keberadaannya amat penting. Walaupun kegiatan ini diagendakan tiga hinggan empat  kali setahun, tetapi kegiatan ini bukan sekadar rutinitas belaka saja. Di dalamnya kegiatan ini tentunya termuat tanggung jawab besar seluruh Gereja akan pertumbuhan iman dari setiap anggota Gereja yang hendak memasuki jenjang perkawinan. Sebagai institusi, Gereja memiliki kewajiban untuk memajukan seluruh aspek kehidupan umat, dan di sisi lain, sebagai Umat Allah, Gereja berjalan bersama seluruh anggotanya menuju kesempurnaan, termasuk di dalamnya kesempurnaan dalam hidup berkeluarga,” papar RD. Tarsisius Syukur

Bapak Aloysius, yang dipercayakan membawakan materi tentang Sakramen Perkawinan Katolik memberi kupasan yang mendalam tentang aspek-aspek yang mesti diperhatikan oleh setiap calon pasangan suami isteri Katolik sebelum mereka membina mahligai rumah tangga. "Kursus kita ini pada dasarnya bukan melulu supaya peserta bisa mendapatkan Sertifikat Pernikahan sebagai salah satu syarat untuk menerima Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik tetapi lebih dari itu supaya Pasutri  memiliki pemahaman yang memadai tentang ajaran Gereja seputar menghidupi perkawinan termasuk bagaimana perkawinan itu dipahami sebagai Sebuah Sakramen,” ujar Bapak Aloysius

Beliau menjelaskan kepada  peserta mengenai ciri khas perkawinan Katolik yang menjadi pengetahuan yang mesti dimiliki oleh setiap calon pasutri. Baginya, perkawinan Katolik itu adalah penggambaran persatuan ilahi antara Kristus dengan Gereja-Nya. Dengan demikian, perkawinan Katolik mempunyai tiga ciri yang khas, yaitu (1) ikatan monogami, yaitu satu suami, dan satu istri, (2) ikatan yang terus berlangsung seumur hidup, dan (3) ikatan yang tidak terceraikan. “Sebagai sakramen, perkawinan menghadirkan misteri Allah dan mengungkapkan iman akan Allah yang mengasihi.  Dengan Sakramen Perkawinan, suami menjadi ‘karunia‘ bagi istrinya, dan sebaliknya. Pungkasnya

Di akhir kegiatan Kursus ini, salah satu calon pasutri yang menjadi peserta kegiatan mengaku antusias dengan seluruh proses KPPK sejak awal hingga akhir.

“mereka  sangat senang dengan kegiatan ini. Dari materi-materi yang kami dengar, banyak hal yang kami dapatkan yang banyak memberikan perenungan dan inspirasi serta tentunya menjadi acuan kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga kami nantinya"

Penulis            : Angelina 

Foto                : Angelina

Editor              : Angelina


LINK TERKAIT